Tfz9BSAlTfr7TSGlTUM5TfAlGA==

HAPIJIRA : Ilmu Dasar Ergonomi

 

HAPIJIRA

Grafis & Teks : Agung Budiarto*

Ergonomi  merupakan  suatu pengetahuan sebagai hasil riset panjang bermula dengan K.H.F Murell sebagai pelopor, kemudian diikuti oleh banyak ahli lintas disiplin dari fisiologi, psikologi, kesehatan, industri, perancang teknik, peneliti kerja, arsitek, ahli cahaya dan sebagainya. 

Hal yang mendorong gerakan suatu penelitian sehingga lahir ergonomi adalah dikarenakan   terjadinya keterbatasan prestasi dan kapasitas   manusia di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Ergonomi berasal dari kata Yunani yaitu: Ergos yang berarti Bekerja dan Nomos yang berarti Hukum Alam, maka secara harfiah ergonomi dapat diterjemahkan : kaidah bekerja secara alamiah.  Selain itu Ergonomi  juga bermakna sebagai ilmu yang meneliti tentang perkaitan antara orang dengan mesin serta lingkungan kerjanya, Dengan menerapkan ergonomi diharapkan tenaga kerja   dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi tetapi dalam suasana yang tenteram, aman dan nyaman

Sejarah Sebelum Erogonmi diperkenalkan secara publik,  Seorang peneliti Bernama Gilbert Bersama istrinya mencoba melakukan ”Penelitian Kerja” (work study atau motion and time study) untuk meningkatkan prestasi kerja .  Dengan memperbaiki metode kerja/prosedur penyelesaian pekerjaan jadi lebih efektif. Lebih fokus dilakukan  di bidang pabrikasi, juga melihat tentang ”Organisasi dan metode” (organization and Methode) untuk  bidang perkantoran termasuk “Sistem & Prosedur”. Untuk proses penyelesaian tugas-tugas administratif.

Definisi dari Ergonomi sendiri adalah, suatu kajian sistematis dari karakteristik kemampuan, keinginan dan tingkah laku manusia dalam merencanakan mesin-mesin, peralatan, ruang kerja, prosedur kerja dan lingkungan kerja yang dipergunakan dalam melakukan suatu pekerjaan. 

Tujuan dari Ergonomi adalah meningkatkan produktivitas dari orang yang menggunakan  suatu  sistem tertentu  yang telah  dirancang serta dalam batas kenyamanan, keselamatan kerja dan kesehatan manusianya dan metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran terhadap kemampuan yang  dimiliki  oleh  manusia, perancangan mesin, peralatan, bahan serta lingkungan kerja.

Istilah – istilah ergonomi di masing – masing negara ada bermacam – macan, di Amerika sering disebut dengan Human Factor, di negara – negara Scandinavia sering disebut dengan Biotechnology, di Jerman orang menyebut dengan Arbeitswissenchaft  sedangkan di Indonesia dinamakan Tata Karya.

Ilmu – ilmu dasar yang yang berkaitan erat dengan ergonomic adalah Antoprometri, Biometri, Faal  Kerja, Kesehatan, Teknik/Teknologi, Perencanaan Kerja, Riset Terpakai. Sedangkan ilmu penunjangnya terutama adalah Fisiologi, Anatomi, Kedokteran, Psikologi, Rekayasa.

Antoprometri : Hal yang berkaitan dengan ukuran bentuk tubuh manusia di dalam menggunakan segenap organ fisiknya baik dalam keadaan diam ataupun untuk melakukan sesuatu pekerjaan.

Biometri :berkaitan dengan kekuatan manusia baik daya tahan, kemampuan fisik serta berat badan manusia

Faal Kerja  : berkaitan   dengan   tingkah  laku kerja,  baik   secara    anatomi    ataupun    secara prosedur operasi

Kesehatan : berkaitan dengan kesegaran jasmani yang disebabkan oleh lingkungan kerja ataupun dampak kerja yang timbul seperti temperatur, suara, udara dan sebagainya

Teknik/Teknologi : berkaitan dengan penerapan  rekayasa ergonomi yang mengacu pd kenyamanan keamanan dan kesehatan. 

Perencanaan Kerja :  berkaitan dengan penentuan alternatif-alternatif yang lebih baik dari suatu sistem kerja.

Riset Terpakai :  berkaitan  dengan  pemanfaatan informasi tentang sifat,  kemanpuan serta kelemahan manusia, perencanaan mesin, peralatan dan bahan-bahan kerja serta kondisi lingkungan. 

Definisi sederhana dari sistem dalam kajian ergonomi adalah kumpulan dari beberapa sub-sistem yang saling ketergantungan dan berinteraksi. Contohnya seperti dalam bidang teknik industri  ada suatu sistem yang sering disebut Sistem  Manusia - Mesin, yaitu sistem yang mempersoalkan interaksi antara manusia dengan mesin, agar diperoleh hasil yang lebih optimal. Dalam ergonomi pemisahan antara mesin/perangkat keras dengan lingkungan kerja pada sistem yang menjadi pusat kajiannya lebih diperjelas lagi, yaitu sebagai berikut : Sistem Manusia - Mesin/Perangkat Keras - Lingkungan Kerja. Untuk memudahkan pembacaan selanjutnya maka sistem tersebut selanjutnya disebut : Sistem Manusia - Mesin - Lingkungan.

HAPIJIRA

Faktor-faktor Ergonomi dalam lingkungan kerja

Pembahasan masalah lingkungan  kerja yang berkaitan langsung  dengan ergonomi dapat diklasifikasikan kedalam beberapa faktor: Fisika, Kimia, Biologi, Fisiologi, Psikologi.

  • Faktor Fisika : Suara, radiasi, suhu, tekanan udara penerangan.
  • Faktor Kimia : Debu, uap, gas, cairan.
  • Faktor Biologi : Mikro organisma, flora, fauna.
  • Faktor Fisiologi :Kecenderungan terhadap faal tubuh dan kesempatan tubuh di dalam mengerjakan pekerjaan. (Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan terkadang diperlukan : presisi yang tinggi,  kecakapan dan keterampilan tertentu,  kekuatan otot-otot tubuh dan daya tahan tertentu)
  • Faktor Psikologi :Hal-hal yang berkaitan langsung dengan manusia, seperti temperamen, sikap dan perilaku dan juga skill manusia akan menunjukkan tempat yang tepat dimana seseorang dapat bekerja
Siklus Kajian Ergonomi,
Untuk suatu pekerjaan akan selalu berkaitan dengan:
  1. Pengaturan kerja fisik;
  2. Perbaikan efisiensi kerja
  3. Perencanaan dan penyerasian mesin terhadap  tenaga kerja;
  4. Pencegahan kelelahan kerja seawal mungkin;
  5. Penciptaan lingkungan kerja untuk kemudahan dan efisiensi kerja.
Hal ini terjadi oleh karena teknologi (mesin, peralatan, bahan dan kondisi lingkungan) selalu berkembang, sejalan dengan kreativitas dan inovasi.

Pengaturan kerja fisik.
Yang dimaksud dengan kerja fisik adalah suatu pekerjaan yang dilakukan oleh manusia dengan mempergunakan ototnya secara dominan, Kerja fisik ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua macam yaitu : Kerja Dinamik dan   Kerja Statik.

Perbaikan  efisiensi kerja.
Secara ringkasnya, yang dimaksud dengan efisiensi kerja adalah  kemampuan pekerja dalam mewujudkan hasil kerjanya secara maksimal pada waktu yang sesingkat-singkatnya.

Perencanaan dan  penyerasian mesin terhadap tenaga kerja.
Agar hasil kerja yang optimal dapat tercapai, hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan penyerasian tersebut antara lain :

Perencanaan :  Ukuran/dimensi mesin, kapasitas mesin, pengaruh mesin terhadap pekerja dan lingkungannya, kemampuan mesin berinteraksi dengan pekerja. 

Penyerasian : Untuk kerja berdiri perlu diperhitungkan hal-hal
Tinggi badan, Tinggi bahu, Tinggi pinggul, Panjang lengan 
Untuk kerja duduk antara lain :
  • Panjang  lengan bawah ditambah panjang tangan,
  • Panjang lengan atas, Tinggi lutut dari lantai kerja,
  • Tinggi  antara  belakang  lutut dengan tumit, Jarak
  • antara belakang lutut dengan punggung.

Pencegahan Terhadap Kelelahan Kerja
Kelelahan kerja dapat dicegah/diatasi antara  lain dengan:
  • diberikan waktu istirahat yang cukup, agar   sistem penggiat berhenti beroperasi,
  • disediakan gizi dan kesehatan, agar sistem penghambat tidak beroperasi,
  • diberi rangsang luar yang cukup kuat, agar  sistem penggiat sedia beroperasi.

Menciptakan lingkungan kerja untuk kemudahan dan efisiensi kerja.
Hal-hal yang perlu menjadi pertimbangkan adalah :
  • faktor fisika, kimia, biologi, fisiologi, dan psikologi.
  • faktor tata letak mesin dan bahan kerja haruslah  seserasi mungkin,  mudah dijangkau seluruh sarana yang menunjang pekerjaannya
  • penerangan serta ventilasi sehingga tampak suasana yang menyegarkan yang menimbulkan rangsangan/ gairah bekerja, yang pada akhirnya akan meningkan produktivitas kerja.

MANFAAT ERGONOMI
Manfaat ergonomi dari segi aplikasinya adalah sebagai berikut :
  • Faktor manusia dapat berfungsi secara fisiologis, kognitif, dan sosial
  • Terciptanya perencanaan sistem manusia mesin.
  • Perencanaan tempat kerja.
  • Penciptaan kondisi dan lingkungan kerja yang menunjukkan kesejahteraan dan efisiensi tenaga kerja,
  • Penilaian dan pengaturan organisasi kerja,
  • Peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja, perbaikan kualitas produksi.

Tolok ukur ergonomi
  • Kinerja (Performance) manusia, sehingga  mencapai  kecepatan, ketepatan, keamanan kerja dengan  sedikit tenaga dan kelelahan,
  • Sedikit mungkin upaya, penggunaan informasi dan biaya,
  • Memperkecil kesalahan yang dibuat oleh manusia,
  • kenyamanan bagi pekerja/operator.
Didalam ergonomi perilaku manusia peralatan/mesin dan lingkungan kerja adalah merupakan pusat kajian, hingga tercapai suatu sistem kerja yang baik. Kalau direnungkan kembali semua yang terkandung dalam ergonomi ternyata aspek mencegah kecelakaan, gangguan kesehatan adalah merupakan tujuan dan bukan menanggulangi. Maka dengan menerapkan ergonomi pada suatu pekerjaan adalah merupakan salah satu  kegiatan dalam program keselamatan dan kesehatan kerja. Terimakasih.

Staf Pengajar PT. Allsys Solutions*

HAPIJIRA







Type above and press Enter to search.