Ergonomi merupakan suatu pengetahuan sebagai hasil riset panjang bermula dengan K.H.F Murell sebagai pelopor, kemudian diikuti oleh banyak ahli lintas disiplin dari fisiologi, psikologi, kesehatan, industri, perancang teknik, peneliti kerja, arsitek, ahli cahaya dan sebagainya.
Hal yang mendorong gerakan suatu penelitian sehingga lahir ergonomi adalah dikarenakan terjadinya keterbatasan prestasi dan kapasitas manusia di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Ergonomi berasal dari kata Yunani yaitu: Ergos yang berarti Bekerja dan Nomos yang berarti Hukum Alam, maka secara harfiah ergonomi dapat diterjemahkan : kaidah bekerja secara alamiah. Selain itu Ergonomi juga bermakna sebagai ilmu yang meneliti tentang perkaitan antara orang dengan mesin serta lingkungan kerjanya, Dengan menerapkan ergonomi diharapkan tenaga kerja dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi tetapi dalam suasana yang tenteram, aman dan nyaman
Sejarah Sebelum Erogonmi diperkenalkan secara publik, Seorang peneliti Bernama Gilbert Bersama istrinya mencoba melakukan ”Penelitian Kerja” (work study atau motion and time study) untuk meningkatkan prestasi kerja . Dengan memperbaiki metode kerja/prosedur penyelesaian pekerjaan jadi lebih efektif. Lebih fokus dilakukan di bidang pabrikasi, juga melihat tentang ”Organisasi dan metode” (organization and Methode) untuk bidang perkantoran termasuk “Sistem & Prosedur”. Untuk proses penyelesaian tugas-tugas administratif.
Definisi dari Ergonomi sendiri adalah, suatu kajian sistematis dari karakteristik kemampuan, keinginan dan tingkah laku manusia dalam merencanakan mesin-mesin, peralatan, ruang kerja, prosedur kerja dan lingkungan kerja yang dipergunakan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Tujuan dari Ergonomi adalah meningkatkan produktivitas dari orang yang menggunakan suatu sistem tertentu yang telah dirancang serta dalam batas kenyamanan, keselamatan kerja dan kesehatan manusianya dan metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran terhadap kemampuan yang dimiliki oleh manusia, perancangan mesin, peralatan, bahan serta lingkungan kerja.
Istilah – istilah ergonomi di masing – masing negara ada bermacam – macan, di Amerika sering disebut dengan Human Factor, di negara – negara Scandinavia sering disebut dengan Biotechnology, di Jerman orang menyebut dengan Arbeitswissenchaft sedangkan di Indonesia dinamakan Tata Karya.
Ilmu – ilmu dasar yang yang berkaitan erat dengan ergonomic adalah Antoprometri, Biometri, Faal Kerja, Kesehatan, Teknik/Teknologi, Perencanaan Kerja, Riset Terpakai. Sedangkan ilmu penunjangnya terutama adalah Fisiologi, Anatomi, Kedokteran, Psikologi, Rekayasa.
Riset Terpakai : berkaitan dengan pemanfaatan informasi tentang sifat, kemanpuan serta kelemahan manusia, perencanaan mesin, peralatan dan bahan-bahan kerja serta kondisi lingkungan.
Definisi sederhana dari sistem dalam kajian ergonomi adalah kumpulan dari beberapa sub-sistem yang saling ketergantungan dan berinteraksi. Contohnya seperti dalam bidang teknik industri ada suatu sistem yang sering disebut Sistem Manusia - Mesin, yaitu sistem yang mempersoalkan interaksi antara manusia dengan mesin, agar diperoleh hasil yang lebih optimal. Dalam ergonomi pemisahan antara mesin/perangkat keras dengan lingkungan kerja pada sistem yang menjadi pusat kajiannya lebih diperjelas lagi, yaitu sebagai berikut : Sistem Manusia - Mesin/Perangkat Keras - Lingkungan Kerja. Untuk memudahkan pembacaan selanjutnya maka sistem tersebut selanjutnya disebut : Sistem Manusia - Mesin - Lingkungan.
Faktor-faktor Ergonomi dalam lingkungan kerja
Pembahasan masalah lingkungan kerja yang berkaitan langsung dengan ergonomi dapat diklasifikasikan kedalam beberapa faktor: Fisika, Kimia, Biologi, Fisiologi, Psikologi.
- Faktor Fisika : Suara, radiasi, suhu, tekanan udara penerangan.
- Faktor Kimia : Debu, uap, gas, cairan.
- Faktor Biologi : Mikro organisma, flora, fauna.
- Faktor Fisiologi :Kecenderungan terhadap faal tubuh dan kesempatan tubuh di dalam mengerjakan pekerjaan. (Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan terkadang diperlukan : presisi yang tinggi, kecakapan dan keterampilan tertentu, kekuatan otot-otot tubuh dan daya tahan tertentu)
- Faktor Psikologi :Hal-hal yang berkaitan langsung dengan manusia, seperti temperamen, sikap dan perilaku dan juga skill manusia akan menunjukkan tempat yang tepat dimana seseorang dapat bekerja
- Pengaturan kerja fisik;
- Perbaikan efisiensi kerja
- Perencanaan dan penyerasian mesin terhadap tenaga kerja;
- Pencegahan kelelahan kerja seawal mungkin;
- Penciptaan lingkungan kerja untuk kemudahan dan efisiensi kerja.
- Panjang lengan bawah ditambah panjang tangan,
- Panjang lengan atas, Tinggi lutut dari lantai kerja,
- Tinggi antara belakang lutut dengan tumit, Jarak
- antara belakang lutut dengan punggung.
- diberikan waktu istirahat yang cukup, agar sistem penggiat berhenti beroperasi,
- disediakan gizi dan kesehatan, agar sistem penghambat tidak beroperasi,
- diberi rangsang luar yang cukup kuat, agar sistem penggiat sedia beroperasi.
- faktor fisika, kimia, biologi, fisiologi, dan psikologi.
- faktor tata letak mesin dan bahan kerja haruslah seserasi mungkin, mudah dijangkau seluruh sarana yang menunjang pekerjaannya
- penerangan serta ventilasi sehingga tampak suasana yang menyegarkan yang menimbulkan rangsangan/ gairah bekerja, yang pada akhirnya akan meningkan produktivitas kerja.
- Faktor manusia dapat berfungsi secara fisiologis, kognitif, dan sosial
- Terciptanya perencanaan sistem manusia mesin.
- Perencanaan tempat kerja.
- Penciptaan kondisi dan lingkungan kerja yang menunjukkan kesejahteraan dan efisiensi tenaga kerja,
- Penilaian dan pengaturan organisasi kerja,
- Peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja, perbaikan kualitas produksi.
Tolok ukur ergonomi
- Kinerja (Performance) manusia, sehingga mencapai kecepatan, ketepatan, keamanan kerja dengan sedikit tenaga dan kelelahan,
- Sedikit mungkin upaya, penggunaan informasi dan biaya,
- Memperkecil kesalahan yang dibuat oleh manusia,
- kenyamanan bagi pekerja/operator.