Ilustrasi Le Petit Journal tentang bencana tambang Courrières. Photo by wikipedia |
Keselamatan tambang adalah istilah yang luas merujuk pada praktik mengendalikan dan mengelola berbagai bahaya yang terkait dengan siklus kegiatan yang berhubungan dengan pertambangan. Praktik keselamatan tambang melibatkan implementasi kontrol bahaya yang diakui dan/atau pengurangan risiko yang terkait dengan kegiatan pertambangan hingga mencapai tingkat yang dapat diterima secara hukum, sosial, dan moral.
Sementara prinsip dasar keselamatan tambang adalah untuk
menghilangkan risiko kesehatan dan keselamatan bagi pekerja tambang, praktik
keselamatan tambang juga dapat fokus pada pengurangan risiko terhadap peralatan
(mesin) bersama dengan struktur dan tubuh bijih tambang.
Keselamatan telah lama menjadi perhatian dalam bisnis
pertambangan, terutama dalam pertambangan bawah tanah. Bencana tambang
Courrières, bencana tambang terburuk di Eropa, melibatkan kematian 1.099
penambang di Utara Prancis pada 10 Maret 1906. Bencana ini hanya terlampaui
oleh kecelakaan Tambang Benxihu di Tiongkok pada 26 April 1942, yang menewaskan
1.549 penambang.
Meskipun pertambangan saat ini jauh lebih aman daripada
sebelumnya, kecelakaan tambang masih terjadi. Data pemerintah dari Tiongkok
menunjukkan bahwa 5.000 penambang Tiongkok meninggal dalam kecelakaan setiap
tahun, sementara laporan lain telah menyarankan angka hingga 20.000.
Kecelakaan tambang terus terjadi di seluruh dunia, termasuk
kecelakaan yang menyebabkan puluhan kematian sekaligus seperti bencana Tambang
Ulyanovskaya di Rusia tahun 2007, ledakan tambang Heilongjiang di Tiongkok
tahun 2009, dan bencana Tambang Upper Big Branch di Amerika Serikat tahun 2010.
Bermula dari Bahaya dan Pencegahan Ventilasi
Ventilasi tambang merupakan kekhawatiran keselamatan yang
signifikan bagi banyak penambang. Ventilasi yang buruk di dalam tambang
sub-surface menyebabkan paparan gas berbahaya, panas, dan debu, yang dapat menyebabkan
penyakit, cedera, dan kematian. Konsentrasi metana dan kontaminan udara lainnya
di bawah tanah umumnya dapat dikendalikan dengan dilusi (ventilasi),
penangkapan sebelum masuk ke aliran udara induk (drainase metana), atau isolasi
(seal dan stoping). Sistem ventilasi diatur untuk mendorong aliran udara
melalui area kerja tambang.
Sirkulasi udara yang diperlukan untuk ventilasi efektif
tambang dihasilkan oleh satu atau lebih kipas tambang besar, biasanya terletak
di atas tanah. Udara mengalir hanya ke satu arah, membuat sirkuit melalui
tambang sehingga setiap area kerja utama terus menerima pasokan udara segar.
Penyiraman di tambang batubara juga membantu menjaga tingkat
debu: dengan menyemprotkan mesin dengan air dan menyaring air yang
terkontaminasi debu dengan kipas scrubber, penambang dapat berhasil menangkap
debu.
Gas di tambang dapat meracuni pekerja atau menggantikan
oksigen di tambang, menyebabkan asfiksia. Oleh karena itu, Administrasi
Keselamatan dan Kesehatan Tambang Amerika Serikat mensyaratkan bahwa kelompok
penambang di Amerika Serikat membawa peralatan deteksi gas yang dapat
mendeteksi gas umum, seperti CO, O2, H2S, CH4, serta menghitung % Batas Bawah
Ledakan.
Regulasi mensyaratkan bahwa semua produksi dihentikan jika
ada konsentrasi gas mudah terbakar sebesar 1,4%. Selain itu, regulasi lebih
lanjut diminta untuk deteksi gas yang lebih banyak seiring dengan teknologi
baru seperti nanoteknologi yang diperkenalkan.
Penyalaan Gas Gas metana yang menyala adalah sumber umum
ledakan di tambang batubara, yang pada gilirannya dapat memicu ledakan debu
batubara yang lebih luas. Oleh karena itu, debu batu seperti debu batu kapur
disebarkan di seluruh tambang batubara untuk mengurangi kemungkinan ledakan
debu batubara serta membatasi luasnya ledakan potensial, dalam proses yang
dikenal sebagai penyebaran batu.
Ledakan debu batubara juga dapat dimulai secara spontan oleh
ledakan gas metana yang menyala. Untuk mencegah ledakan gas metana, ventilasi
yang baik, detektor gas yang tepat, dan penggunaan peralatan yang aman dan
tahan terhadap ledakan sangat penting. Selain itu, penggunaan batu debu untuk
mengurangi potensi ledakan debu batubara juga merupakan langkah preventif yang
efektif.
Pencegahan Kecelakaan Selain bahaya gas dan ledakan, kecelakaan
tambang lainnya juga dapat terjadi akibat kegagalan peralatan, kesalahan
manusia, atau kondisi lingkungan yang tidak aman. Untuk mencegah kecelakaan
tambang, pelatihan yang tepat, penggunaan peralatan yang aman, pemeliharaan
rutin peralatan, pengawasan yang ketat, dan kepatuhan terhadap prosedur
keselamatan tambang sangat penting.
Pemeriksaan Rutin Pemeriksaan rutin terhadap peralatan,
fasilitas, dan lingkungan kerja tambang juga merupakan langkah penting dalam
menjaga keselamatan dan mencegah kecelakaan. Pemeriksaan rutin dapat mendeteksi
potensi masalah sebelum mereka menjadi kecelakaan yang serius. Selain itu,
pelaporan dan investigasi kecelakaan tambang juga penting untuk mencegah
kecelakaan serupa di masa depan.
Pelatihan dan Kesadaran Pelatihan yang tepat bagi para
pekerja tambang tentang keselamatan dan pencegahan kecelakaan juga sangat
penting. Para pekerja tambang harus sadar akan bahaya potensial di lingkungan
kerja mereka dan dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengidentifikasi, menghindari, dan mengatasi bahaya tersebut.
Komitmen dari Pihak Berwenang Selain itu, komitmen dari
pihak berwenang, manajemen tambang, dan pemerintah untuk mematuhi regulasi
keselamatan tambang, menyediakan sumber daya yang cukup untuk keselamatan, dan
memastikan bahwa semua standar keselamatan dipatuhi juga sangat penting dalam
menjaga keselamatan para pekerja tambang.
Keselamatan Pertambangan di Indonesia
Sejarah keselamatan pertambangan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan seiring dengan pertumbuhan industri pertambangan di negara ini. Regulasi keselamatan pertambangan di Indonesia telah dibuat dan diperbarui seiring dengan perkembangan teknologi dan kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan para pekerja tambang.
Sejarah Keselamatan Pertambangan di Indonesia:
Era Kolonial: Pada masa kolonial, keselamatan pertambangan
di Indonesia belum menjadi prioritas utama. Pekerja tambang sering kali bekerja
dalam kondisi yang tidak aman dan tidak sehat, tanpa perlindungan yang memadai.
Kemerdekaan: Setelah kemerdekaan Indonesia, kesadaran akan
pentingnya keselamatan dan kesehatan para pekerja tambang mulai meningkat.
Pemerintah Indonesia mulai memperhatikan regulasi keselamatan pertambangan dan
mengeluarkan peraturan yang bertujuan untuk melindungi para pekerja tambang.
Perkembangan Regulasi: Seiring dengan pertumbuhan industri
pertambangan di Indonesia, regulasi keselamatan pertambangan juga mengalami
perkembangan. Pemerintah Indonesia mulai mengeluarkan berbagai peraturan dan
undang-undang yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja di sektor
pertambangan.
Regulasi Keselamatan Pertambangan di Indonesia:
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja:
Undang-undang ini merupakan landasan hukum utama yang mengatur tentang
keselamatan kerja di Indonesia, termasuk di sektor pertambangan.
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Peraturan ini mengatur tentang pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja di berbagai sektor termasuk pertambangan.
Peraturan Menteri ESDM No. 26 Tahun 2018 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara: Peraturan ini
mengatur secara khusus tentang keselamatan dan kesehatan kerja di sektor
pertambangan mineral dan batubara.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan Pertambangan:
Selain regulasi resmi, banyak perusahaan pertambangan juga memiliki SOP
internal yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan
kerja mereka.
Regulasi keselamatan pertambangan di Indonesia terus
berkembang dan diperbarui sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan
industri. Penting bagi semua pihak terkait, termasuk pemerintah, perusahaan
pertambangan, dan para pekerja tambang, untuk mematuhi regulasi keselamatan
pertambangan guna menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan
berkelanjutan bagi semua.
Kesimpulan
Keselamatan tambang merupakan aspek yang sangat penting
dalam industri pertambangan untuk melindungi para pekerja dari bahaya dan
kecelakaan yang mungkin terjadi di lingkungan kerja tambang. Dengan penerapan
praktik keselamatan tambang yang tepat, termasuk ventilasi yang baik,
pencegahan ledakan gas, pencegahan kecelakaan, pemeriksaan rutin, pelatihan dan
kesadaran, serta komitmen dari pihak berwenang, manajemen tambang, dan
pemerintah, kita dapat menciptakan lingkungan kerja tambang yang lebih aman dan
lebih sehat bagi semua orang yang terlibat dalam industri ini.
Tambang yang aman dan sehat tidak hanya melindungi para
pekerja, tetapi juga mendorong produktivitas yang lebih baik dan keberlanjutan
jangka panjang dalam industri pertambangan. Dengan memprioritaskan keselamatan
dan kesehatan tambang, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik,
mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit terkait pekerjaan, serta memastikan
bahwa industri pertambangan dapat beroperasi dengan efisien dan bertanggung
jawab.
Selain itu, penting untuk terus melakukan inovasi dan
pengembangan teknologi dalam bidang keselamatan tambang. Penggunaan teknologi
canggih seperti sensor pintar, sistem monitoring otomatis, dan solusi digital
lainnya dapat membantu mengidentifikasi bahaya potensial, mengurangi risiko
kecelakaan, dan meningkatkan respons terhadap situasi darurat.
Dengan kolaborasi antara pihak berwenang, industri
pertambangan, para ahli keselamatan, dan pekerja tambang sendiri, kita dapat
menciptakan budaya keselamatan yang kuat dan berkelanjutan di seluruh industri
pertambangan. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa para pekerja tambang
dapat bekerja dengan aman, sehat, dan produktif, sambil menjaga lingkungan
kerja yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Keselamatan dan kesehatan tambang bukanlah tanggung jawab
individu atau perusahaan semata, tetapi merupakan tanggung jawab bersama untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan berkelanjutan bagi semua
orang yang terlibat dalam industri pertambangan. Dengan komitmen bersama dan
tindakan konkret, kita dapat mencapai tujuan tersebut dan menjadikan industri
pertambangan sebagai lingkungan kerja yang lebih aman dan lebih baik bagi
semua.