Grafis dan teks : Agung Budiarto*
Pembukaan lahan dan hutan yang digunakan sebagai industri pertambangan untuk kepentingan kehidupan manusia memang diperlukan guna menunjang perekonomian suatu negara, betonisasi serta pemadatan jalan dengan pengaspalan pada setiap gang jalan akan membuat daerah resapan air semakin berkurang dari waktu ke waktu dikarenakan air yang seharusnya meresap kedalam tanah langsung mengalir ke sungai hingga mengakibatkan debit air sungai melebihi kapasitas daya tampung.
Daerah resapan yang berkurang inilah yang bisa menimbulkan bencana banjir. Sebagai orang yang peduli terhadap masalah lingkungan tentunya bisa berbuat sesuatu untuk mengurangi resiko terjadinya bencana ini. Caranya adalah dengan memperbanyak daerah resapan air. Setiap orang bisa membuat daerah resapan air di halaman rumah dengan membuat lubang yang dinamakan lobang Biopori.
- Buat lubang silindris secara vertical ke dalam tanah dengan diameter 10 cm, kedalaman kurang lebih 100 cm (tidak melampaui muka air tanah, bila tanahnya dangkal), dan beri jarak 50 sampai dengan 100 cm antar lubang.
- Perkuat mulut lubang dengan semen, dengan lebar 2 sampai 3 cm , dan ketebalan 2 cm di sekeliling mulut lubang.
- Isi lubang dengan sampah organik (sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau potongan rumput) Sampah organik harus selalu ditambahkan ke dalam lubang, yang isinya sudah berkurang karena proses pelapukan.
- Kompos yang terbentuk di dalam lubang dapat diambil, pada saat akhir musim kemarau, bersamaan dengan pemeliharaan lubang.
- Meningkatkan daya resapan air. Daya resap air untuk permukaan tanah seluas 10 cm2, yang tadinya hanya memiliki luas resapan sebesar 78,5 cm 2, dengan LRB, luas bidang resapannya akan bertambah banyak sebesar 3140 cm2.
- Mengubah sampah menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan)
- Memanfaatkan aktiviatas fauna tanah dan akar tanaman, serta mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit malaria, demam berdarah maupun kaki gajah (filariasis)