Tfz9BSAlTfr7TSGlTUM5TfAlGA==

HAPIJIRA : Marketing Safety

 

HAPIJIRA

Grafis dan text: Agung Budiarto*

Sebagai petugas keselamatan yang wajib dilakukan salah satunya adalah melakukan sosialisasi, agar dalam melaksanakan sosialisasi menjadi lebih efektif dan dapat diterima oleh audiens dengan baik sebaiknya kita memahami terlebih dahulu bagaimana ilmu marketing yang dikorelasikan dengan kegiatan keselamatan agar para pekerja atau bawahan kita ada keinginan dan antusias untuk mendapatkan informasi yang menarik, rasa ingin tau yang besar dan pada akhirnya bersedia untuk melaksanakan apa yang kita sampaikan. 

Salah satu begawan marketing yang sangat terkenal di Indonesia yang telah menuliskan bukunya konsep marketing dengan tiga tahapan yakni Positioning, Deferensiasi, dan Branc yang terkenal dengan konsep PDB, ilmuwan tersebut adalah Hermawan Kertajaya.

Seorang petugas keselamatan seseorang perlu memperhatikan apa yang disebut dengan PDB (positioning, differentiation, branding) hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kekuatan agar hal – hal yang berkaitan dengan keselamatan buy in atau terbeli oleh semua komponen karyawan dari tingkat atas sampai ke tingkat penyedia dan operasional. Tentu saja upaya perlu mendapatkan dukungan oleh semua aspek organisasi, dimulai dari kegiatan research, analisa dan implementasi.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh presiden dan pendiri Markplus Inc, Hermawan Kartajaya , penulis mencoba interpretasikan bukan kedalam produk jadi, tapi dikaitkan dengan program – program keselamatan dengan harapan program kesalamatan tersebut dapat diterima dan dijalankan oleh semua karyawan dengan baik. Meski selama ini belum bisa mendominasi keberhasilan atas terlaksananya program – program yang ditawarkan, akan tetapi diharapkan perlahan tapi pasti program – program keselamatan ini mulai dibutuhkan seiring dengan kebutuhan sistem manajemen keselamatan seperti SMK3, SMKP khusus untuk pertambangan dan ssstem tersebut menjadi mandatori yang dilaksanakan oleh setiap perusahaan. 

Untuk menciptakan brand atas keselamatan yang kuat, tentunya seorang petugas keselamatan harus bisa memposisikan dirinya sebagai center of knowledge dan tempat untuk bertanya dan memecahkan masalah, petugas keselamatan hendaknya tidak memposisikan seperti seorang polisi yang mencari cari kesalahan dengan landasan hukum dan peraturan, petugas keselamatan mampu menjelaskan dan mampu menarik akar pemasalahan dan mencari solusi agar tidak terkesan hanya menyalahkan pekerja saja. 

Setelah berhasil mencapai tingkat positioning hendaknya petugas keselamatan mampu menyampaikan tata cara sosialisai yang berbeda dari cara sosialisasi orang lain, punya ciri khas yang membedakan sehingga karyawan akan merasa tertarik untuk mengikuti kegiatan kita dikarenakan differentiation yang kita tumbuhkan saat kita mengenalkan program – program keselamatan.

Setelah melewati tingkatan positioning dan differentiation, hasilnya akan menuju pada sebuah branding yang bagus, itulah yang dicari dan didambakan oleh perusahaan ataupun organisasi, dimana individu atau organisasi yang sudah dalam pencapaian pada tataran brand tidak memerlukan usaha yang berlebih, dengan pencapaian tingakatan brand orang akan percaya apa yang kita sampaikan, contoh penulis adalah seorang fasilitator pada diklat POP, kata costumer jika yang menyampaikan diklat POP itu kami maka ada kegembirann selain hal – hal yang serius untuk persiapan uji kompetensi, disini sabagai fasilitator penulis mencoba memposisikan sebagai fasilitator POP yang memahami tahapan kompetensi seperti Skill, Knowledge dan Attitude. 

Selain itu yang membedakan dalam mengajar penulis menyisipkan game – game interaktif dan penyampaian yang fun dengan penuh canda.

Dari dua hal tersebut maka akan timbul brand yang tentunya akan membetuk mindset para karyawan untuk buy in terhadap produk – produk atau program – program yang kita sampaikan.

Kesimpulannya yaitu sebagai petugas keselamatan hendaklah kita disenangi, disegani dan bisa menjadi role model bagi mereka, memang tidak mudah dalam mencapai sebuah brand atau membranding diri perlu jam terbang yang cukup lama dan dalam pelaksanaannya membutuhkan konsistensi dan ketekunan selain itu juga harus mencintai atas profesi yang kita emban.

Demikian yang bisa kita sampaikan, semoga menjadi referensi dan motivasi kita sebagai petugas keselamatan. Terimakasih

*Penulis adalah Anggota DPP APKPI bidang Media Komunikasi

Type above and press Enter to search.