Tfz9BSAlTfr7TSGlTUM5TfAlGA==

HAPIJIRA : Pelaksanaan Teknik Inspeksi Keselamatan Pertambangan

 

HAPIJIRA

Grafis & Text : Agung Budiarto*

Dari rangkaian materi HAPIJIRA yang pernah disampaikan, mulai dari pemahaman tentang keselamatan pertambangan, lindungan lingkungan, identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan pengendalian dilanjut ke analisa tugas kritis (JSA). Dari semua materi yang disampaikan tersebut diatas merupakan sarana skill, knowledge dan attitude untuk langkah implementasi kegiatan selanjutnya seperti saat melaksanakan inspeksi ataupun investigasi.

Dalam pelaksanaan teknik Inspeksi keselamatan pertambangan perlu mempertimbangkan apa tujuan kita melaksanakan inspeksi. Tujuan inspeksi adalah sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasi problem-problem yang mungkin terjadi.
  2. Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pada peralatan.
  3. Mengidentifikasi tindakan tidak standar/aman pekerja.
  4. Mengidentifikasi dampak dari perubahan pergantian suatu proses/material.
  5. Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam suatu perbaikan.
  6. Menyediakan informasi tentang swanilai/swataksir manajemen.
  7. Menunjukkan komitmen manajemen

Inti dalam pelaksanaan Inspeksi yang harus dilaksanakan para pengawas adalah mengidentifikasi tindakan dan kondisi tidak aman ini adalah penyebab utama yang dapat dirasakan oleh pancaindra terutama indra penglihatan, langkah kedua adalah menentukan penyebab dasar, dalam hal ini penyebab dasar lebih banyak terjadi pada human error atau perilaku para pekerja dimana ada dua faktor penyebab yakni faktor pribadi dan faktor pekerjaan hal ini akan kami sampaikan secara detail di HAPIJIRA minggu depan pada topik investigasi. Setelah mendapatkan fakta penyebab dasar selanjutnya lakukankan tindakan perbaikan, dan dalam melaksanakan inspeksi atau menggali fakta – fakta penyebab yang tidak semata-mata mencari kesalahan.

Dalam pelaksanaan Inspeksi ada beberapa keuntungan yang di dapat dari seorang pengawas antara lain,

  1. Dapat melakukan pembetulan segera.
  2. Punya kesempatan kontak langsung dengan karyawan.
  3. Berkomunikasi dengan karyawan maka karyawan tanggap terhadap kondisi tidak aman dan tindakan tidak Aman dari aktvitas pekerjaan yang mereka lakukan.
  4. Menetapkan alat-alat keselamatan yang sesuai.
  5. Meningkatkan kesadaran akan keselamatan kerja dan lingkungan kerja.
  6. Sebagai sarana dalam merealisasikan program keselamatan pertambangan

Mengapa seorang pengawas wajib melaksanakan Inspeksi? Karena pengawas punya kepentingan terhadap keselamatan karyawan dan juga menjaga agar peralatan yang digunakan dengan benar, aman dan layak dioperasikan.

Ada dua jenis inspeksi yakni Observasi dan Inspeksi periodik. Observasi adalah pengamatan perilaku pekerja dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar atau JSA yang kita susun dan sepakati bersam. Kedua adalah Inspeksi periodik, inspeksi ini diakukan untuk kegiatan di area – area yang berpotensi kecelakaan (kritis), atau daerah yang tidak aktif seperti galian bekas tambang, camp yang sudah ditinggalkan penghuninya dll.  

Tahapan Inspeksi menurut kepdirjen 185 tahun 2019 adalah :

HAPIJIRA

Dalam tahap perencanaan terdapat langkah objek inspeksi, yang dimaksud objek inspeksi itu adalah menentukan objek mana yang prioritas untuk dilakukan inspeksi apakah itu posisi seseorang, peralatan, reaksi seseorang, metode ataupun alat pelindung diri.

Metode Inspeksi adalah pemilihan metode inspeksi agar tepat sasaran dan efektif dan efisien ada beberapa jenis metode inspeksi seperti inspeksi eksternal inspeksi yang dilaksanakan oleh pihak ketiga seperti pemegang IUP terhadap kontraktornya atau inspeksi yang dilakukan oleh pemerintah atau badan lain yang ditunjuk oleh manajemen. Selain itu juga ada inspeksi yang dilakukan oleh internal perusahaan yang terdiri dari inspeksi rutin dan inspeksi non rutin yang sering kita sidak / inspeksi mendadak.

Dalam tahap inspeksi ke 3 terdapat kata siklus pengamatan yang dimaksud siklus pengamatan adalah tahapan pengamatan yang dilakukan secara hirarki yakni dimulai dengan memutuskan untuk pelaksanaan yang sudah di jadwalkan, berhenti adalah tahapan pemeriksaan peralatan inspeksi agar sesuai dengan lokasi dan pekerjaan yang akan di inspeksi, mengamati tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman, bertindak untuk melakukan tindakan perbaikan dan selanjutnya adalah melaporkan hasil temuan baik itu temuan negatif maupun temuan postif. 

Dalam pelaksanaan inspeksi agar fokus, efisien perlu pengamatan dengan menggunakan semua panca indra yakni, melihat dari proses pekerjaan atau peralatan, mendengar jika ada hal yang terkait dengan suara – suara yang tidak seperti biasanya, mengendus atau mencium aroma hal – hal yang aneh seperti bau gosong dari proses pembakaran atau bau – bau yang tidak normal, meraba untuk memastikan apakah ada temperature yang melebihi batas normal atau bahkan sebaliknya dan terakhir merasakan apakah ada getaran – getaran yang extrim pada permesinan atau peralatan. 

Dari hasil temuan inspeksi tersebut perlu di klasifikasi risikonya misalnya untuk pekerjaan yang berpotensi terhadap fatality atau hilangnya anggota tubuh bisa di klasifikasikan kedalam tindakan kritis yang segera dilakukan perbaikan, atau jika risiko dari pekerjaan tersebut tidak berpotensi terhadap risiko kritis maka bisa dilakukan melalui rencana perbaikan seperti memasukan pada problem identifikasi dan corrective action (PICA).

Demikian artikel dari kami semoga bermanfaat, dan sebagai bahan referensi dalam melaksanakan Inspeksi agar efektif, efisien dan tepat sasaran. Terimakasih

*Penulis adalah anggota DPP APKPI bidang Media dan Komunikasi

Type above and press Enter to search.