Tfz9BSAlTfr7TSGlTUM5TfAlGA==

Harga Batu Bara Terus Merosot, Para Pengusaha Bergelut

 

News

JAKARTA - Para pengusaha batu bara kini menghadapi tantangan berat akibat terus merosotnya harga emas hitam. Meskipun peningkatan biaya operasional menjadi beban tambahan, mereka tetap berjuang menghadapinya.

Dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 290.K/MB.01/MEM.B/2023, yang dirilis pada 14 September 2023, harga Batu Bara Acuan (HBA) untuk bulan September adalah US$133,13 per ton. Ini merupakan penurunan signifikan dibandingkan dengan bulan Agustus 2023 yang mencapai US$179,90 per ton. HBA digunakan sebagai acuan untuk harga batu bara dalam penyediaan listrik untuk kepentingan umum dan sebagai patokan harga bagi industri dalam negeri, kecuali industri pengolahan dan pemurnian mineral logam.

Di sisi lain, harga batu bara berjangka untuk kontrak November 2023 di ICE Newcastle Futures melihat kenaikan tipis sebesar 0,38 persen menjadi US$169,75 per ton pada perdagangan Senin (18/9/2023).

Direktur Eksekutif Asosiasi Penambang Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia, mengungkapkan bahwa penurunan harga batu bara menyebabkan kesulitan bagi pelaku usaha. Ini disebabkan oleh naiknya biaya operasional dan produksi yang dipicu oleh kenaikan biaya bahan bakar, stripping ratio yang tinggi, dan beban-beban lainnya. Selain itu, regulasi, terutama kenaikan tarif royalti, juga berkontribusi pada penurunan margin perusahaan.

Hendra menambahkan bahwa kelebihan pasokan di pasar batu bara merupakan salah satu penyebab utama penurunan harga. Produksi dari negara-negara produsen atau eksportir batu bara cukup besar, sementara permintaan, meskipun meningkat, belum mampu menyerap pasokan berlebih, yang kemudian menekan harga.

Untuk mengatasi situasi ini dilansir dari Bisnis.com, Hendra menjelaskan bahwa sejumlah perusahaan batu bara telah memulai langkah-langkah efisiensi dalam operasional mereka. Namun, mereka harus bersiap menghadapi penurunan keuntungan yang signifikan.

Namun, Hendra berharap ada perbaikan pada harga batu bara pada kuartal IV, dengan tren permintaan yang diperkirakan akan meningkat. "Harapannya sih akan rebound lagi karena kuartal 4 ini biasanya permintaan batu bara akan lebih tinggi," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, menyatakan bahwa nilai ekspor Indonesia akan stagnan di akhir tahun, dengan permintaan dan harga komoditas ekspor yang kemungkinan hanya akan naik tipis. "Harapannya sih akan rebound lagi karena kuartal IV ini, biasanya permintaan meningkat, termasuk dari China yang diperkirakan akan menguat," tambahnya. 

Type above and press Enter to search.