Tfz9BSAlTfr7TSGlTUM5TfAlGA==

HAPIJIRA : Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Manusia Terhadap Terjadinya Sebuah Incident

 


Grafis & text:
: Delvi Yolanda, ST, MKKK*

Setiap kecelakaan kerja yang terjadi, hampir semuanya ada kerterlibatan manusia di dalamnya, baik manusia sebagai penyebab langsung, penyebab tidak langsung maupun sebagai korban. Hal ini tidak mengherankan karena manusia terlibat di sepanjang siklus hidup organisasi, mulai dari desain, operasi, pemeliharaan, pengelolaan, dan penghancuran. Manusia adalah pihak yang merancang sistem kerja dalam sebuah organisasi, mengimplementasikannya, sekaligus menjadi sebagai korban jika terjadi kecelakaan.

Kecelakaan sering kali dikaitkan dengan kegagalan pekerja pada garis depan yang terlibat langsung dalam operasional. Hal ini menyebabkan investigasi terhadap kecelakaan masih terfokus terhadap kesalahan manusia (unsafe act) seperti kelalaian, pelanggaran prosedur, kurangnya pelatihan pekerja dan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition). Perbaikan terkait temuan ini kemudian akan berkisar pada pada pendisplinan pekerja, peningkatan komptenesi dan pengetatan pengawasan.

Penanganan yang hanya berfokus kepada penyebab langsung kecelakaan akan seperti memadamkan api pada saat terjadi kebakaran tetapi mengabaikan sumber permasalahannya sendiri. Perilaku tidak aman pada pekerja yang menyebabkan kecelakaan harusnya tidak hanya dilihat dari satu dimensi individu personal nya saja, melainkan ada faktor-faktor lain yang berkontribusi, seperti faktor desain alat, faktor kondisi lingkungan kerja, beban kerja, perencanaan dan manajemen kerja yang buruk, dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut berpengaruh dalam membentuk perilaku dan performa pekerja.

Dalam bekerja di suatu perusahaan, manusia berinteraksi banyak faktor, antara lain dengan sesama pekerja, teknologi, peralatan, sistem kerja, lingkungan kerja dan sebagainya. Manusia sendiri memiliki kemampuan, harapan, sekaligus keterbatasan yang akan mempengaruhi interaksinya dengan faktor-faktor tersebut. Pemahaman mengenai interaksi antara manusia dan elemen lain dari suatu sistem, dan bagaimana yang menerapkan teori, prinsip, data, dan metode untuk merancang guna mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan keseluruhan sistem pekerjaan sangat penting untuk dipahami para praktisi K3.

Dibutuhkan upaya multidisiplin untuk menghasilkan dan menyusun informasi tentang kemampuan dan keterbatasan manusia dan menerapkan informasi tersebut ke peralatan, sistem, fasilitas, prosedur, pekerjaan, lingkungan, pelatihan, kepegawaian, dan manajemen personalia untuk kinerja manusia yang aman, nyaman, dan efektif.

Contoh Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja (Performance Influencing Factors)

Faktor yang mempengaruhi kinerja mencakup berbagai hal yang sangat luas yang dapat mempengaruhi seberapa baik seseorang dapat melakukan suatu tugas. Sebagai ilustrasi, saat seseorang diminta untuk membuat secangkir teh, dalam bayangan kita hal tersebut tidak terlalu sulit dilakukan. Cukup menuangkan air panas ke dalam cangkir dan memasukkan kantung teh dan gula. Namun bagaimana jika membuat teh tersebut dilakukan saat sedang menelepon, dalam keadaan mengantuk setelah bergadang semalaman, dengan lampu mati, menggunakan cangkir dengan pegangan patah, dan jika anda pendek sedangkan ketel ada di rak yang tinggi. Tentunya kondisi-kondisi tersebut dapat mempersulit seseorang dalam membuat secangkir teh. Hal-hal seperti gangguan, kelelahan, pencahayaan, dan peralatan serta desain tempat kerja yang buruk inilah disebut sebagai factor-faktor yang mempengaruhi kinerja (Performance Influencing Factors).

Hal-hal yang mempengaruhi kinerja tersebut dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) aspek yang saling terkait yaitu karakteristik pekerjaan (task), orang (individual), dan organisasi (organization).

Berikut adalah contoh factor-faktor yang mempengaruhi kinerja manusia:

Pekerjaan (Task) 

  • Kejelasan tanda, sinyal, alarm
  • Pelabelan dan identifikasi
  • Tampilan dan kontrol
  • Kesulitan atau kompleksitas tugas
  • Tugas rutin atau tidak biasa
  • Membagi perhatian dan tugas-tugas yang bersaing
  • Gangguan dan interupsi
  • Tekanan waktu
  • Prosedur, alat bantu kerja dan dokumentasi lainnya
  • Kualitas dan ketersediaan informasi
  • Persiapan untuk tugas (misalnya izin, penilaian risiko)
  • Alat, perlengkapan & Alat Pelindung Diri (APD)
  • Posisi dan tata letak pabrik dan peralatan
  • Lingkungan kerja (misalnya kebisingan, pencahayaan, suhu,
  • ventilasi, ruang, akses)
  • dll 

Orang (individual)

  • Kemampuan dan kondisi fisik
  • Kelelahan (akut dari situasi sementara, atau kronis)
  • Tingkat stres/semangat
  • Kompetensi untuk menghadapi keadaan
  • Motivasi vs prioritas lainnya
  • Tingkat kecerdasan
  • Usia
  • Masalah diluar pekerjaan, dll 

Organisasi

  • Tujuan/sasaran/prioritas yang saling bertentangan
  • Beban kerja yang berlebihan/kurang
  • Tingkat dan sifat pengawasan/kepemimpinan
  • Kejelasan tugas, tanggung jawab dan wewenang
  • Jalur/kualitas komunikasi
  • Pengaturan roster dan shift
  • Kerja tim/koordinasi
  • Budaya perusahaan
  • Struktur organisasi,dll 

Oleh sebab itu, untuk mencegah kecelakaan kerja akibat, pemahaman mengenai factor-faktor yang mungkin berkontribusi akan melemahkan terhadap kemampuan manusia dalam memproses suatu informasi sehingga mengganggu kemampuannya dalam mengeksekusi pekerjaan secara baik dan benar harus menjadi perhatian yang serius. Dan sebagai pekerja, kita harus selalu waspada, disiplin, dan patuh pada peraturan dan prosedur keselamatan kerja yang berlaku. Pekerja juga harus menjaga kesehatan fisik dan mentalnya agar dapat bekerja dengan optimal dan aman. Selain itu, pekerja harus saling bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik dengan. Semoga bermanfaat. 

*Penulis adalah Direktur Allsys Management System

Type above and press Enter to search.