Tfz9BSAlTfr7TSGlTUM5TfAlGA==

Strategi Peningkatan Kesadaran Keselamatan Kerja dalam Operasional Pertambangan Ciptakan Lingkungan Kerja yang Aman dan Produktif

APKPI Safety Sharing Session
Klik untuk menonton videonya

JAKARTA-
Karyawan perlu dilibatkan dalam pengembangan strategi dan program keselamatan kerja sehingga mereka dapat memahami dan menerapkan dengan baik dalam pekerjaan sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan mengurangi risiko bencana yang tidak diinginkan.

Demikian diungkapkan oleh Sekretaris APKPI Bidang Peningkatan Kompetensi Agung Sarono saat memberikan open speech  pada kegiatan Safety Sharing Session Batch XLIX yang dilaksanakan oleh Asosiasi Profesi Keselamatan Pertambangan Indonesia (APKPI)  pada 1 Maret 2023 kemarin.  

Kegiatan dengan tema “Pengelolaan Slope Stability di Pertambanagan” tersebut diselenggarakan secara online dan dihadiri para pengurus dan anggota APKPI, jajaran ASN kementerian SDM.  

“Kami berharap, seiring berjalannya waktu hal ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh anggota khususnya dalam meningkatkan kompetensi dan memberikan tambahan pengalaman, ilmu pengetahuan sehingga kita bisa mencapai operasi pertambangan yang aman produktif dan efisien, kata Agung Sarono.

Kegiatan ini dipandu oleh Istiyan Wijayanto, seorang youtuber yang bekerja sebagai HSE di PT Kaltim Prima Coal.

Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut Andhang Ardiman Aridha, Geothecnical Engineer PT Indominco Mandiri. Andhang memulai presentasinya dengan menjelaskan apa itu Geoteknik dan Geologi Teknik.

Geotenkik kata Andhang merupakan cabang dari ilmu teknik sipil yang mempelajari perilaku material bumi. Geoteknik menggunakan prinsip dari ilmu mekanik tanah dan mekanik batuan untuk menginvestigasi material bawah permukaan, sedangkan Geologi Tenik bagian dari ilmu kebumian yang berfokus pada penerapan geologi dalam pekerjaan geoteknik.

“Menurut Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 pengolahan geoteknik tambang meliputi penyelidikan, pengujian dan pengolahan data, geoteknik serta penerapan rekomendasi geometri dan dimensi bukaan tambang serta pemantauan kestabilan tambang,” kata Andhang.

Dalam paparannya Andhang kemudian menguraikan proses geoteknik di pertambangan mineral dan batu bara.

Sementara narasumber kedua, Superintendent HSE PT Banjarsari Pribumi, Mario Lee Pasco menjelaskan bahwa perusahaan tempat ia bekerja telah memasang alat peringatan longsor konvensional di area pit.  Kelemahannya alat tersebut tidak dapat memonitoring pergerakan lereng secara langsung. Oleh karena itu pergerakan lereng harus di-pick up secara manual dimana jarak sirine peringatan bahaya hanya sekitar 20 meter saja.

Linimasa aplikasi berbasis 4.0 yang digunakan di PT Banjarsari telah disederhanakan untuk mendukung aspek keselamatan lereng. Pemasangan alat peringatan dimulai pada tahun 2018, namun pada tahun 2019, inovasi dilakukan untuk meningkatkan peralatan yang sudah ada,” kata Mario.

Ia menambahkan bahwa pada Juli 2019, extensometer v3.0 dipasang dengan 9 sensor, namun alarm belum dapat merespon setiap pekerja di lapangan. Kemudian peralatan di-upgrade lagi agar alarm dapat didengar dan pergerakan di lereng dapat diketahui melalui channel radio yang digunakan oleh pekerja di lapangan. Akan tetapi saat alarm berbunyi dan channel berbunyi juga masih terdapat area yang tidak tercover.  Oleh karena itu 2020, peralatan mereka di-upgrade lagi dengan menambahkan sekitar v3.2 slot hingga 12 sensor dan terkoneksi dengan radio. Lagi-lagi beberapa sensor masih belum bergerak. Sejak bulan Juni 2020 notifikasi telah ditambahkan ke dalam aplikasi, sehingga dapat dimonitor melalui smartphone dan memudahkan pengawasan saat cuti.

Pengaplikasian ini menurut Mario memiliki banyak manfaat, antara lain membantu mengukur pergerakan lereng secara aktual dan real-time, mengurangi kekhawatiran pekerja terhadap dampak longsor tambang, mencegah cidera pada personal dan kerusakan pada alat, mendukung program konservasi batubara, menghindari kerugian material dan non-material akibat longsor, menambah kepercayaan pekerja terhadap manajemen, membantu membuat keputusan dengan cepat dan tepat, melakukan upaya dini untuk perbaikan pergerakan lereng, serta menghindari potensial kerugian besar melalui sistem deteksi dini.(Lindu)