Tfz9BSAlTfr7TSGlTUM5TfAlGA==

Wih, Xinyi Group Mau Buka Pabrik Pasir Kuarsa di Babel Nih. Ini Permintaan CEO

Pj Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaludin saat berbincang bersama 
CEO Xinyi Group Gerry Tung terkait investasi pabrik hilirisasi pasir kuarsa. Sumber foto: Pemprov Kepulauan Bangka Belitung


MINESAFETY -- Pemprov Kepulauan Bangka Belitung dan Xinyi Group, perusahaan asal China serius menjajaki peluang kerjasama membangun pabrik hilirisasi Pasir Kuarsa di provinsi tersebut.

Pasir kuarsa adalah komoditas tambang mineral yang berwujud kristal dengan kadar silikon dioksida di atas 97%. Dari berbagai sumber menyebutkan kebutuhan hilir dari pasir tersebut untuk produk karet ban, semen, kosmetik, elektronik, cat, pasta gigi, dan beton.  

Keseriusan tersebut dengan kehadiran Chief Executife Officer (CEO) Xinyi Group Gerry Tung yang bertemu langsung dengan Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Ridwan Djamaluddin. 

Dalam kesempat itu, Pj Gubernur Ridwan Djamaluddin mengatakan CEO dari Xinyi ini datang karena ingin memastikan beberapa hal, di antaranya seperti kepastian hukum, ketersediaan lahan, infrastruktur, dan Sumber Daya Manusia (SDM) supaya industri ini sesuai dengan prinsip good mining practice (GMP). 

Pertama, kepastian hukum terkait kebijakan, agar tidak berubah di tengah perjalanan, karena ini investasi besar. Kedua, ketersediaan lahan dan ketiga, ketersediaan infrastruktur yang memadai. Serta yang keempat adalah ketersediaan SDM. 

Poin-poin tersebut sudah disepakati bersama untuk difasilitasi oleh pemerintah dan pihak dari Xinyi Group meminta untuk segera dibentuk tim khusus yang terdiri dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi (Pemprov), Pemerintah Kabupaten (Pemkab), dan pihak investor untuk mengurus terkait investasi dan pembangunan pabrik ini.

Pj Gubernur Ridwan tentu sangat mendukung penuh agar industri ini untuk segera dibangun, karena baginya Indonesia sangat membutuhkan bauran energi.

"Saya mendorong industri ini cepat terbangun karena Indonesia perlu meningkatkan bauran energi yang sekarang baru 11% menjadi 25% untuk energi terbarukan dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini," kata Ridwan dikutip Minesafety, Rabu (7 Desember 2022). 

Sementara itu, Gerry Tung mengutarakan kehadiran pabrik tersebut akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Pulau Belitung dan pekerja lokal akan dikirim ke China menjalani pelatihan kerja. 

"Memang di awal perlu mendatangkan tenaga kerja ahli dari Tiongkok, tetapi tidak perlu khawatir, karena secara bersamaan, beberapa tenaga ahli asli daerah (pribumi) akan dikirim ke China, untuk menjalani training terlebih dahulu. Sebagai contoh di Malaka, kami mengirimkan pekerja asli sana, untuk ditraining terlebih dahulu, lalu baru kembali ke daerahnya," kata Gerry.

Type above and press Enter to search.