Wakil Menteri Afriansyah Noor, Bupati Morowali Utara Delis J Hehi dan Perwakilan PT Gunbuster Nickel Industry usai tandatangan nota kesepahaman. Foto: Kemenaker. |
MINESAFETY -- Bupati Morowali Utara, Delis J Hehi berharap kehadiran pabrik smelter bijih nikel PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi pekerja lokal sehingga dapat mensejahterakan masyarakat Kabupaten Morowali Utara (Morut) dan bagian good mining practice perusahaan.
Hal itu disampaikannya, usai Pemda Morut menjalin kesepakatan bersama PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) dan Kementerian Ketenagakerjaan di Jakarta, pada Jumat (29 Juli 2022) baru-baru ini. Kesepakatan tersebut langsung ditandatangani oleh Bupati Delis J Hehi, Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Afriansyah Noor dan pihak PT GNI.
Gunbuster Nickel Industry merupakan perusahaan pemurnian nikel yang berlokasi di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur. PT GNI memiliki pabrik smelter bijih nikel dengan produksi feronikel mencapai 1,8 juta ton per tahun. Presiden Joko Widodo telah meresmikan pabrik smelter GNI pada September 2021 tersebut.
Smelter nikel GNI yang total investasinya sebesar US$2,7 miliar tersebut merupakan tipe rotary kiln electric furnace dengan fasilitas-fasilitas pendukungnya mencapai 52 lini produksi. Dari 1,8 juta ton feronickel tersebut berasal dari 13 juta ton bijih nikel.
Semenjak kehadiran pabrik smelter, desa tersebut terus menunjukan geliatnya dengan kehadiran pekerja yang dibutuhkan oleh GNI. Hal itu ditandai dengan respon Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang akan mulai mengaliri listrik di dua dusun Desa Bunta.
"Ini menjadi momentum seluruh industri di Provinsi Sulawesi Tengah maupun Indonesia, di mana pengusaha dapat memihak kepada pekerja lokal tempat investasi itu berada," kata Delis usai kesepakatan bersama Wakil Menaker dan PT GNI dikutip Minesafety, Senin (1 Agustus 2022).
Menurutnya, dengan kontribusi pekerja lokal mengelola sumber daya alam di Morowali Utara bisa mendorong pertumbuhan ekonomi kabupaten dan provinsi seperti meningkatkan pendapatan asli daerah. "Yang memprihatinkan, PAD masih minim hanya sekitar Rp50 miliar/tahun (Morut) jauh berbeda dengan Kabupaten Morowali yang juga penghasil tambang nikel PAD di atas Rp400 miliar tiap tahun," ujarnya.
Dalam satu kesempatan, Mr. Jiang Chao perwakilan dari PT GNI bertemu dan silahturahmi kepada dirinya di rumah jabatan bupati di Kolonodale, Morowali Utara. Dia menyampaikan perusahaan membutuhkan 3.600 karyawan pada 2022 ini.
"Dari jumlah tenaga kerja yang akan diterima tersebut, kami memprioritaskan tenaga kerja lokal. Ini komitmen kami, bagian dari kontribusi kami karena sudah diberikan kesempatan berinvestasi di daerah ini," kata Jiang Chao kepada Bupati Morut.
Sementara itu, Wamenaker Afriansyah Noor berharap melalui kerja sama antara Pemda Morowali Utara dengan PT GNI maka informasi pasar kerja dapat terlaksana tersebar luas dengan maksimal, efisien, cepat, hemat dan tepat.
"Saya sangat mengapresiasi kerja sama ini yang memiliki peran sangat penting dalam mendukung industri sumber daya alam strategis di Indonesia. Dengan demikian, para pemberi kerja dapat memperoleh calon pekerja secara cepat dan tepat sesuai syarat jabatan yang telah ditentukan oleh perusahaan sebagai pengguna," kata Afriansyah Noor.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sebelumnya mencatat proyek pembangunan smelter menyerap 1.251 tenaga kerja yang 83,85% tenaga kerja lokal.