Bogor – Dalam berbagai sektor industri, hubungan antara keselamatan (safety) dan produktivitas sering kali dipandang sebagai dua hal yang bertolak belakang. Namun, pandangan ini perlahan berubah. Pemahaman mendalam mengenai bagaimana keselamatan kerja justru mendukung produktivitas kini menjadi perhatian utama dalam pengelolaan organisasi modern.
Demikian diungkapkan Corporate
Director PT Allsys Solution, Ir. Alwahono MBA., MOHS pada webinar, Allsys
Sharing Knowledge Batch VIII, 24 Januari 2025.
“Keselamatan tidak hanya berbicara tentang aturan dan alat perlindungan,
tetapi juga melibatkan pendekatan kepemimpinan (leadership) yang kuat. Pemimpin yang efektif mampu menciptakan
budaya kerja yang aman sekaligus produktif,” demikian kata Alwahono.
Menurut dia dua aspek penting dari manusia, terkait hal tersebut diatas
adalah human capacity (kapasitas manusia) dan human capability
(kapabilitas manusia). Hal ini menjadi dasar dalam mewujudkan keselamatan kerja
yang optimal di perusahaan.
Selain Alwahnono juga hadir dua narasumber lain dalam kegiatan yang
berlangsung dari pukul 19.15 WIEB hingga 10.00 WIB tersebut, Yaitu Direktur
Allsys Trainign Center, Agung Budiarto dan Direktur Allsys Learning Center,
Muhammad Hadi.
Webinar yang dilaksanakan Allsys Solutions dalam rangka peringatan bulan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tersebut dipandu oleh Moderator Manager Business Development Allsys Solutions, Cambra Eryantoko dan dihadiri sekitar 120 peserta secara online.
Kapasitas dan Kapabilitas Manusia: Dasar Keselamatan Kerja
Agung budiarto mengatakan bahwa setiap individu memiliki keterbatasan
kapasitas, baik dari sisi fisik maupun waktu. Misalnya, kemampuan tubuh manusia
untuk mengangkat beban atau kebutuhan istirahat yang cukup. Mengelola
keterbatasan ini menjadi hal krusial dalam menciptakan lingkungan kerja yang
aman. Di sisi lain, kapabilitas manusia yang terus berkembang memberikan
peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja melalui pelatihan dan
pengembangan keterampilan.
"Keselamatan kerja yang baik dimulai dari pemahaman tentang batasan
manusia, sekaligus pengembangan kapabilitasnya. Dengan pendekatan yang tepat,
manusia dapat menjadi aset tak terbatas dalam proses peningkatan
produktivitas," ujar Agung.
Kepemimpinan yang Efektif: Pengaruh dan Inspirasi
Sementara itu Alwahono mengambakan bahwa pemimpin memiliki peran sentral
dalam memastikan keselamatan kerja. Kepemimpinan tidak hanya tentang posisi
atau jabatan, tetapi tentang pengaruh yang diberikan kepada tim. Seorang
pemimpin yang baik mampu menginspirasi anggota tim untuk bekerja dengan aman
tanpa mengorbankan hasil kerja.
"Kepemimpinan yang efektif adalah tentang membuat orang lain menjadi
lebih hebat dari diri kita. Seperti ibu yang membesarkan anak-anaknya dengan
penuh kasih, pemimpin harus memimpin dengan hati dan pikiran yang kritis,"
tambahnya.
Hubungan Erat Antara Safety dan Produktivitas
Sementara itu, Muhamad Hadi menambahkan bahwa dari berbagai hasil penelitian
menunjukkan data bahwa perusahaan dengan tingkat keselamatan tinggi cenderung
memiliki produktivitas yang lebih baik. Hal ini terjadi karena keselamatan
kerja menciptakan lingkungan yang kondusif, di mana pekerja dapat fokus pada
tugas mereka tanpa rasa khawatir. Selain itu, penerapan manajemen risiko yang
berbasis perilaku (behavior-based safety)
dan budaya keselamatan yang kuat menjadi kunci keberhasilan.
"Keselamatan kerja bukanlah penghalang produktivitas, tetapi fondasi
utamanya. Dengan keseimbangan yang tepat antara production (produksi)
dan protection (perlindungan), perusahaan dapat mencapai kinerja yang
optimal," jelas Muhamad Hadi yang pada 8 Januari 2025 lalu tercatat di
Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pribadi yang memberikan pelatihan
bekerja di ketinggian kepada peserta terbanyak.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Baik Alwahono, Agung Budiarto maupun Muhamad Hadi sepakat bahwa meski pun banyak
perusahaan telah menerapkan sistem manajemen keselamatan, tantangan masih tetap
ada. Salah satu kendala utama adalah kurangnya komitmen dari pemimpin untuk
mengintegrasikan keselamatan ke dalam strategi organisasi. Oleh karena itu,
diperlukan pendekatan yang lebih sistematis dan kepemimpinan yang terlihat
nyata di lapangan (visible leadership).
Menurut mereka penting untuk dicatat bahwa keselamatan bukan hanya tanggung
jawab individu, tetapi tanggung jawab bersama. Dengan kepemimpinan yang kuat,
manajemen risiko yang baik, dan budaya keselamatan yang terintegrasi,
perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya aman tetapi juga
produktif.
“Keselamatan dan produktivitas
bukanlah dua sisi yang bertentangan. Keduanya adalah mitra yang saling
melengkapi untuk mencapai kesuksesan perusahaan,” pungkas Alwahono.