Pada hari yang kelabu di pinggiran kota Jixi, Provinsi Heilongjiang, kesedihan menyelimuti udara. Tanggal 20 Desember yang biasa berlalu tanpa kejadian besar, mendadak berubah menjadi hari penuh duka. Tepatnya pukul 15:50 waktu setempat, sebuah insiden mengerikan terjadi di salah satu tambang batu bara di kawasan tersebut. Menurut laporan CCTV yang dikutip oleh AFP, tragedi ini memakan korban 12 orang meninggal dunia dan 13 lainnya mengalami luka-luka.
Kendaraan yang beroperasi di jalur miring tambang tersebut tiba-tiba mengalami kegagalan, menyebabkan kerugian nyawa yang tidak terperi. Korban yang luka segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan dengan segera.
Penyebab pasti kecelakaan ini masih belum diketahui dan sedang dalam proses penyelidikan intensif. Meskipun keamanan pertambangan di China telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa dekade terakhir, kecelakaan di industri ini masih sering terjadi, mengingat catatan keselamatan yang kurang dan peraturan yang seringkali tidak diindahkan.
Statistik tahun lalu menunjukkan bahwa sebanyak 245 orang kehilangan nyawa dalam 168 insiden tambang yang berbeda. Dan hanya beberapa bulan sebelumnya, dua kecelakaan terpisah di provinsi yang sama dan di Guizhou telah menelan banyak korban.
Tragedi terbesar mungkin adalah yang terjadi di Liga Alxa di Mongolia Dalam, dimana sebuah tambang runtuh menyebabkan kematian 53 orang, sebuah fakta yang baru terungkap beberapa bulan setelah kejadian sebenarnya terjadi.
Kesedihan dan kehilangan dari insiden ini menggugah kesadaran akan pentingnya keamanan dan regulasi yang lebih ketat dalam industri pertambangan. Dengan setiap insiden, harapan akan langkah perbaikan dan tindakan pencegahan yang lebih efektif semakin memuncak, demi menghindari tragedi lebih lanjut di masa depan.