Jokowi Melarang Ekspor Bijih Bauksit mulai Juli 2023. Photo: gettyimages.com |
Mulai Juni 2023, Pemerintah Indonesia resmi aka melarang ekspor bijih bauksit ke luar negeri. Hal tersebut dilaksanakan sebagai upaya pemerintahan dalam melakukan hilirisasi dalam negeri.
Demikian disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Outlook Ekonomi Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (21/12/2022) lalu.
"Mulai Juni 2023, pemerintahan akan larang export bijih bauksit. Aku ulangi, pemerintahan akan berlakukan larangan export bijih bauksit di Juni 2023," tegas Jokowi.
Selain larang export bijih bauksit, kata Jokowi, pemerintahan akan menggerakkan industri pemrosesan dan pemurnian
bauksit khusus di dalam negeri.
"Dari industrialisasi bauksit dalam negeri ini kita prediksikan penghasilan negara akan bertambah dari Rp21 triliun jadi sekitaran Rp62 triliun," katanya.
Jokowi memaparkan beberapa pemikiran lain dari keputusan pemerintahan untuk larangan export ini.
"Pertama, aku ingin tingkatkan nilai lebih untuk ekonomi dalam negeri. Dan yang ke-2 , tingkatkan pembuatan lapangan pekerjaan baru.," sebut Jokowi.
Pemikiran ke-3 ialah tingkatkan akseptasi devisa dan yang ke-4 membuat kemajuan ekonomi yang lebih rata di Indonesia.
Jokowi menyontohkan jika dahulu saat export bahan mentah nikel yang hasilkan USD1,1 miliar, tahun ini prediksinya telah melewati USD30 miliar.
"Begitu lompatan nilai lebih itu, yang kita dirugikan berpuluh-puluh tahun. Pajak tidak kita bisa, jika kita turut mempunyai dividen tidak dapat, royalti tidak dapat. Bea export gak dapat, pembukaan lapangan pekerjaan kita tidak dapat. Tidak dapat apapun, ini yang perlu disetop," pungkasnya.
"Dan ini hari akan kita lebih kembali, jika tempo hari setop nikel, ini hari akan kita kabarkan satu komoditas yang kita punyai," tegas Jokowi.
Ia menjelaskan jika export bahan mentah RI tidak dapat kembali didiamkan.
Bahkan juga, selainnya bijih bauksit, tahun depannya akan ada entahlah 1 atau 2 komoditas yang disetop exportnya.
"Karena terang, USD1,1 miliar yang
melonjak menjadi lebih dari USD30 miliar, dari Rp18 triliun jadi Rp460 triliun,
jika kita lanjutkan, rugi besar kita walau kita digugat. Tidak apapun. Nikel
digugat, ini kelak yang kita kabarkan digugat kembali. Gapapa. Suruh tuntuti
terus. Yang ke-2 digugat belum selesai, yang ke-3 kita setop, digugat kembali
tidak apapun. Pekerjaan kita ialah cari nilai lebih yang sebesarnya,"
tandas Jokowi.