Direktur APKPI, Alwahono |
BOGOR-Suatu manajemen organisasi beserta jajaran direksi mesti memiliki kesamaan persepsi dalam pengelolaan resiko jika tujuan dasarnya adalah pendekatan keselamatan pertambangan.
Direktur Asosiasi Profesi Keselamatan Pertambangan Indonesia
(APKPI) Alwahono mengutarakan hal tersebut saat temu santai praktisi
keselamatan pertambangan, akademisi, pelaku bisnis yang bergerak selain
pertambangan seperti minyak dan gas, perkebunan dan lainnya pada acara Safety
Sharing Session batch 3 bertemakan Konsep Makro Pengelolaan Risiko yang
Efektif.
Alwahono membuka tema diskusi santai itu sebelum para
pembicara memberikan materi presentasi tentang pengelolaan risiko kepada
peserta.
Pembicara-pembicara tersebut adalah Dwi Pujiarso merupakan
pendiri sekaligus Direktur Utama PT Indoshe, Chandra Satrya dari Dosen K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Universitas Indonesia dan Budiawansyah Karta
dari Pjs KTT PT Vale Indonesia Tbk. Para narasumber tersebut merupakan pakar
K3.
"Topik ini sangat penting karena masih ada persepsi
kita terhadap risiko masih berbeda satu sama lain. Kunci sukses mengelola
keselamatan pertambangan terletak pada pengelolaan risikonya. Itu sebagai dasar
pemikiran kita melakukan pengendalian segala sesuatu," kata Alwahono, Rabu
(29/9/2021) malam.
Alwahono mengatakan apabila manajemen tidak mampu
mengidentifikasi dan mengelola risiko maka target keselamatan tidak sejalan.
Apalagi jika keselamatan di lingkungan pertambangan yang hingga hari ini belum
memiliki persamaan persepsi.
Karena, keselamatan pertambangan memiliki 5 tujuan akhir
bagi para pekerja tambang yaitu sehat, selamat, operasional tambang aman,
efisien dan produktif.
"Setelah saya melihat langsung perusahaan-perusahaan
pertambangan dari Aceh hingga Papua, ternyata persepsi mengelola resiko
bervariasi," ujarnya.
Chandra Satria mengatakan K3 belum dipahami sebagai sentral
sebuah pengelolaan risiko. Cenderung saat berbicara tentang pengelolaan risiko,
manajemen organisasi mengulas aspek-aspek lain bukan kepada inti keselamatan.
Dia memberikan contoh, kalau berada di hutan saat bertemu
dengan singa maka untuk mengatasinya adalah singa dimasukan ke dalam kurungan
besi agar potensi mengancam manusia berkurang.
"Mohon maaf pemahaman risiko saat ini masih dangkal.
Oleh karena itu, bersama-sama dengan APKPI mari bersama-sama memperkuat
pemahaman manajemen risiko," ujarnya.